Selasa, 05 Oktober 2010

Pseudo Romance

Salah satu aturan penting dalam melakukan seks one-nite-stand adalah tidak melibatkan perasaan. No string attached. Ini adalah tentang dua orang yang sama-sama ingin memuaskan hasrat birahinya. Ketika kemudian kita naksir pada pasangan ONS, jangan membuatnya terlalu personal sampai kita benar-benar yakin dia merasakan hal yang sama. Kalau tidak, hanya akan mengharap pepesan kosong yang mati-matian kita kejar sementara ia tidak memiliki isi sama sekali. Just making love him and if its necessary, delete his number from your phonebook so you can't contact him.

Masalahnya kemudian tidak semudah itu. Adakalanya, kita menemukan partner seks-satu-malam yang kita nilai beda meski tidak bisa dikatakan spesial. Perbedaan tersebut dapat kita rasakan dari caranya memperlakukan kita di tempat tidur. Ia memberikan lebih dari sekadar seks. Ia juga menawarkan romansa. Ya, ketika foreplay ia memberikan france-kiss terpanas yang pernah kita rasakan, ditengah pergumulan dan cumbuan dia kerap memanggil kita dengan sebutan sayang, ketika bercinta dia tidak egois tapi juga mempertimbangkan kepuasan kita, dan ketika selesai bercinta dia mengucapkan terima kasih dan mengecup kening kita. Kalau sudah begini, hati gay mana yang tidak akan terbawa meski pada awalnya tidak berjanji tidak akan memakainya. Pada partner semacam ini, apa yang harus kita lakukan?

And so you know honey, that was not love its just pseudo romance. Kalau kamu berpikir bahwa yang telah kalian lakukan tadi adalah bentuk romantisme yang bisa menjadi tunas-tunas cinta, jangan dulu cepat berkesimpulan. Hal tersebut bisa jadi hanyalah romansa palsu yang hanya dijadikan bumbu di kala bercinta. Ya, ketika seorang lelaki kerap melakukan seks dengan banyak orang, maka ia akan memulai menambahkan beberapa variasi. Sebagian gay menggali keahliannya dalam menguasai berbagai posisi seks dan sebagiannya lagi mencoba memasukkan unsur romansa palsu yang hanya indah terdengar di atas ranjang karena keesokan harinya jangan harap dia akan menghubungimu lagi.

Bentuk lain dari pseude romance (ramansa palsu) adalah pernyataan jadian seorang lelaki yang bahkan belum pernah kamu temui secara langsung. Kamu hanya mengenal dia melalu chat-room yang selanjutnya saling berkirim SMS. Karena dirasa memiliki kecocokan dalam hal komunikasi (atau mungkun juga keduanya memang sedang kesepian), akhirnya dia pun menawarkan komitmen. Apa yang terjadi kemdian ketika mereka bertemu? Akan sangat mungkin terdapat beberapa hal yang membuat feeling yang sebelumnya kuat menjadi melemah atau bahkan hilang sama sekali (il-feel). Lantas, apakah pernyataan jadian sebelumnya dihitung sebagai sebuah komitmen? Tentu saja tidak. Masing-masing pihak akan dengan sangat mudah mengingkarinya. Toh, hal tersebut tidak dilandasi alasan yang kuat hanya emosi sesaat yang waktu itu meluap.

Pertanyaannya, mungkinkan romansa cinta sejati tersamar oleh romansa palsu? Apakah tidak mungkin romansa palsu itu dapat dikembangkan menjadi romansa cinta yang sesungguhnya manakalah keduanya menginginkan hal tersebut terjadi? Semua bisa terjadi. Namun demikian, kita tidak bisa mengabaikan sebuah teori yang mengatakan "Easy come easy go". Orang yang dengan mudah mengucapkan sayang, kangen, dan semacamnya, maka akan dengan mudah pula ia mengingkarinya karena kata-kata tersebut keluar dari mulutnya tak ubahnya sapaan (hai, halo, apa kabar, dan semacamnya) untuk sekadar bersopan santun.

Hurt isn't it? Well, what can I say, you live on imperfect world honey. Just enjoy that psuedo romance but do not take it personally.


Semoga bisa di ambil pelajaran dan manfaat nya....
maaf bukan bermaksud menggurui, cuma sekedar mengingatkan aja...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar